“kenapa
kamu pacaran..??” “soalnya kalo pacaran bisa bikin semangat belajar!”
Pacaran adalah
sebuah kata yang sudah sering kita dengar. Yakan? Tentu saja secara harfiah
para pembaca juga sudah kebanyakan mengerti tentang arti dari kata satu ini.
Dan beberapa diantara teman kita atau mungkin kita sendiri pernah melakukanya,
entah itu atas dasar suka sama suka atau hanya sebatas cari status saja. Yang
jelas syariat tidak membenarkan hal tersebut.
Kembali menengok kalimat diatas. Sebuah jawaban yang
sebenarnya masuk akal ketika ditanya hal yang serupa. Jika melihat Jawaban di
atas maka akan terasa aneh jika syariat agama ini melarang bagi pemeluknya
untuk berpacaran. Jika pada akhirnya pacaran itu bisa membawa pada nilai yang
bagus akibat munculnya motivasi belajar.
Tapi kawan, tunggu dulu itu sebuah teori yang bahkan belum dibuktikan secara
empirik. Jadi jangan langsung percaya akan kebenaranya ,oke!? Mari kita bahas
lebih lanjut mengenai kontradiksi ini.
Pada dasarnya
motivasi belajar bisa datang karena ada sesuatu yang mendorong individu
tersebut untuk mencapai sesuatu yang diinginkanya. Pada praktiknya seorang anak
akan lebih semangat dalam belajar ketika orangtuanya akan memberikan hadiah
jika pada ujian anak itu mendapatkan nilai yang memuaskan. Tentusaja itu tidak
dilarang, bahkan dianjurkan bagi setiap orangtua terutama yang memiliki anak
bermotivasi rendah.
Begitu juga
dengan para remaja motivasi belajar menjelma menjadi sesuatu yang sangat
dibutuhkan. Hal ini terjadi karena disamping jam belajar yang ketat, mata
pelajaran yang terbilang cukup rumit serta tuntutan dari setiap keluarga
mewarnai hari-hari mereka. Hal ini bisa menyebabkan lunturnya motivasi belajar
mereka, yagak kawan? Bagi kita yang masih remaja tentu merasakan dimana
motivasi belajar kita menurun atau bahkan naik. Intinya motivasi belajar para
remaja masih sangat labil.
Seperti menjadi
tempat pelarian, pacaran memberikan ruang
tersendiri bagi mereka yang kehilangan motivasinya dalam belajar. Tentusaja ini
dipelopori oleh orang-orang non muslim, atau bahkan orang-orang muslim yang
tidak paham akan ajaran agamanya. Terdengar sanagat miris kan kawan? Maka dari itu
tidaklah aneh jika petanyaan “kenapa kamu
pacaran?” bisa dijawab dengan “soalnya
kalo pacaran bisa bikin semangat belajar!” mereka
mengajukan alasan bermacam-macam dari A samapai Z dari 1 hingga 1000. Toh
memang pada kenyataanya jika mereka berpacaran karena suka sama suka sedikit
banyak merasakan kenaikan motivasi belajar. Tapi jika pada akhirnya mereka
tidak bisa mengendalikan rasa suka sama sukanya, maka berakhirlah motivasi
belajar mereka berganti dengan motivasi bermaksiat.
Terlalu rumit?
Oke begini saja biar simple. Ada seorang wanita sebut saja namanya Ruri. Dia
mencintai seorang pria bernama John. Ruri merasa lebih semangat dalam belajar
karena termotivasi John yang selalu semangat juga dalam belajar dan memiliki
nilai diatas rata-rata. Lalu karena dorongan lingkungan Ruri menyatakan
cintanya kepada john dan tak disangka-sangka John juga mencintai Ruri. Jadilah
mereka berpacaran. Mereka lebih sering menghabiskan waktunya bersama dengan
jalan bareng dan apalah itu yang disebut dengan namnaya kencan. Sekarang
pertanyaan saya dimana letak peningkatan motivasi belajarnya? Benar jawabannya
sebelum Ruri dan John jadian, dan sebelum Ruri mengatakan kepada John bahwa
Ruri mencintai dirinya, sebelum Ruri mengetahui bahwa John juga mencintai
dirinya. Lalu konsep apa yang bisa diambil?
Publik sudah
salah sebut mengenai “cinta” dan “pacaran”. Mereka berkata “pacaran dapat
meningkatkan motivasi belajar” jika kita terawang pada kasus di atas justru
timbul motivasi belajar pada saat kita mencintai orang lain/lawan jenis. Bukan
timbul pada saat kita berpacaran. Yang ada jika kita berpacaran adalah membuang-buang
waktu dan tidak belajar.
Jadi
kesimpulanya pacaran tidak menghasilkan motivasi belajar, melainkan yang
menghasilkan motivasi belajar adalah “cinta”. Mengapa? Tentu saja jika kita
sedang mencintai seseorang akan ada rasa untuk menunjukan kepada orang yang
kita cintai akan kehebatan kita, bisa dalam bentuk pintarnya kita, hebatnya
kita dalam olahraga, sholehnya kita dalam beribadah. Tentu saja pada momen
seperti ini adalah ujian bagi seorang muslim. Dimana niat kita kepada Allah
harus dipertahankan dan jangan sampai tergantikan oleh riya. Jika kita bisa melewatinya tentu saja kita akan naik tingkat
sebagaimana pada ujian pada umumnya.
Selain itu
mencintai seseorang akan menimbulkan rasa dihati kita untuk meng-imitasi orang
yang kita cintai. Atau dengan kata lain kita ingin mencontoh apa yang mereka
lakukan. Pada praktiknya jika seorang anak suka pada Cristiano Ronaldo maka
secara sadar maupun taksadar gaya bermainya dalam bermain sepak bola akan mirip
atau satu tipe, pun pada selebrasinya saat merayakan gol. Atau seperti yang
disebutkan dalam pepatah “buah tidak jatuh jauh dari pohonya” yang berarti anak
tidak jauh berbeda dengan orangtuanya. Tentu saja ini berkaitan dengan
kebiasaan tidak dalam arti kemampuan.
Maka dari itu
cintailah orang yang patut dicintai. Misalkan seorang pria mencinta wanita
sholehah. Pada akhirnya akan berujung pada munculnya motivasi di pria itu untuk
menjadi sholeh berdasarkan mekanisme imitasi. Begitu juga bagi wanita yang
mencintai pria pintar. Akan berujung munculnya motivasi belajar didalam hati
wanita tersebut karena ingin meniru pintarnya si pria. Akan lebih baik jika
pria sholeh dan pintar mencintai wanita sholeh dan pintar. Imbasnya akan saling
menguntungkan. Atau akan menjadi sangat baik jika kita mencintai Rasulullah
SAW. Tentu saja teman-teman sudah tau alasanya kan.
Sudah terbukti
bahwa pacaran tidak menghasilkan motivasi belajar berdasarkan studi literature
yang saya sajikan diatas. So tak ada lagi alasan untuk pacaran Dengan harapan
kesadaran bahwa memang pacaran itu dilarang karena lebih banyak membawa
keburukan dibandingkan kebaikan.
-Write
by love for zehnte 10 and all muslim in the world-
By : Ahmad Fida Abdullah
Editor : Muhammad Ruhiyat Haririe
Thanks infonya. Oiya kalo kita ngomongin pacaran, ternyata dampaknya cukup luas loh buat kehidupan kita. Salah satunya bisa merusak kondisi ekonomi. Penjelasan lengkapnya cek disini ya: Awas, gaya pacaran ini bisa bikin kantong jebol
BalasHapus