MENGENAL QALBU
Qalbu pada dasarnya memiliki makna ganda. Ada makna secara syariah dan hakikiyah. Secara syariah Qalbu diartikan sebagai segumpal daging yg mana baik buruknya akan memberi dampak besar terhadap jasad seseorang. Sebagaimana Sabda Rasulullah saw :
Qalbu pada dasarnya memiliki makna ganda. Ada makna secara syariah dan hakikiyah. Secara syariah Qalbu diartikan sebagai segumpal daging yg mana baik buruknya akan memberi dampak besar terhadap jasad seseorang. Sebagaimana Sabda Rasulullah saw :
......وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ
الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ
الْقَلْبُ (رواه البخاري و مسلم)
Artinya : “… Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal
daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka
buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah qalbu. (HR. Bukhari dan
Muslim)
Secara lughawiyah, Qalbu memiliki arti asli yaitu Jantung. Dan ini
sejalan dengan Hadits diatas bahwa ketika jantung kita sehat, maka seluruh
tubuh kita pun akan sehat dan bebas dari berbagai penyakit. Namun sebaliknya,
jika jantung kita biarkan kotor, maka darah yg mengalir ke seluruh tubuh pun
akan menjadi darah yang kotor dan menjadi biang penyakit.
Sementara makna secara hakikiyah, qalbu adalah sebuah organ yang bersifat
sir (tidak berwujud), namun ketika seseorang tersebut melakukan sebuah
kemaksiatan, maka akan muncul bercak-bercak hitam yang lama kelamaan akan
mengeraskan qalbu. Sebagaimana Allah swt berfirman dalam hadits Qudsyi :
بنيت
في جوف بان ادم قصرا و في القصر صدرا و في الصدر قلبا و في القلب فأدا و في الفأد
شغفا و في الشغاف لبّا و في اللب سرّا و في السرّ انا
Artinya : Telah kami (Allah) bina/bangun dalam diri bani adam
sebuah bangunan. Di dalam bangunan itu terdapat dada, di dalam dada terdapat
qalbu, di dalam qalbu terdapat fuad (mata hati), di dalam fuad
terdapat syagaf (hati nurani), di dalam syagaf terdapat lubb (lubuk
hati), dalam lubuk hati terdapat sirr (rasa), didalam sirr ada Aku
(Allah).
Menurut ahli tasawwuf, Qolbu diartikan pula sebagai sebuah latifah
/ titik sensor / dimensi ketuhanan yang tidak mempunyai bentuk fisik
sebagaimana difahami oleh sebagian kita. Untuk membuktikan bahwa qolbu itu
bukanlah daging hati, kita bisa melihat dan menyaksikan seekor ayam atau
kambing yang kita potong kemudian kita bedah perutnya maka kita akan menemukan
pada hewan tersebut segumpal daging yang disebut hati, tapi apakah dengan
hatinya itu hewan mampu membedakan mana yang haq dan bathil ? tentunya tidak. Apakah
setelah kita belah hewan-hewan tersebut kita menemukan organ yang penuh bercak
hitam karena kemaksiatan yang hewan lakukan ? tentunya jawabannya pun tidak.
Kemudian kita pergi ke sebuah warung makan atau restoran lalu kita
bertanya apakah disana ada sop daging hati atau goreng daging hati, maka
tentulah di salah satu warung makan atau restoran tersebut ada dan disediakan
menu makanan dengan lauk sop atau goreng daging hati. Tapi coba kita tanyakan
apakah disana ada sop atau goreng daging qolbu, maka jawabannya pasti tidak ada
karena qolbu tidak diperjualbelikan dan bukan untuk dimakan dan bukan pula
berbentuk segumpal daging.
Daging hati yang berbentuk segumpal daging itu dalam bahasa arab
disebut “kabid” bukan qolbu. Adapun qolbu menurut Imam Al-Ghozali r.a dalam
kitabnya ihya; ulumiddin adalah ruh, akal atau nafsu.
APA ITU RUH ?
Firman Allah Swt dalam surah Al-Isra ayat 85 :
Firman Allah Swt dalam surah Al-Isra ayat 85 :
وَيَسْأَلُونَكَ عَنِ الرُّوحِ
ۖ قُلِ الرُّوحُ مِنْ أَمْرِ رَبِّي وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا
Artinya : dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah:
“Ruh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan
melainkan sedikit”.
Dalam kitab sirrurl asror karya Syekh Abdul Qodir
Al-Jailani dikemukakan sebagai berikut :
Makhluk yang pertama kali diciptakan oleh Allah Swt adalah ruh,
ruh siapa? ruh Muhammad Saw. Sebagaimana telah Allah firmankan dalam hadits
qudsi : “Aku ciptakan ruh Muhammad dari cahaya-Ku”.
Ruh adalah hakikat Muhammad dan hakikat Muhammad disebut nur
kenapa disebut nur ? karena bersih dari segala kegelapan. Ruh Muhammad adalah
ruh termurni sebagai makhluk pertama dan asal seluruh makhluk, sebagaimana sabda
beliau Saw : “aku dari Allah dan makhluk lain dari aku”.
Dari ruh Muhammad inilah Allah menciptakan semua ruh di alam lahut
(negeri asal setelah 4.000 tahun dari penciptaan ruh Muhammad). Kemudian
ruh-ruh tersebut diturunkan ke tempat yang terendah, dimasukkan kepada makhluk
yang terendah, yaitu jasad. Jasad itu sendiri diciptakan Allah dari bumi yang
tersusun dari empat unsur (tanah, air, api dan angin).
Setelah diwujudkan jasad itu maka Allah menitipkan ruh dari-Nya ke
dalam jasad, dan sebagai barang titipan pastinya Allah akan mengambil kembali
titipannya itu. Ketahuilah ruh itu memiliki perjanjian awal di negeri asalnya
yaitu alam lahut dan isi perjanjiannya adalah ketika Allah bertanya kepada
semua ruh :
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ
بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ
بِرَبِّكُمْ ۖ قَالُوا بَلَىٰ ۛ شَهِدْنَا ۛ أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا
كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَافِلِينَ
Artinya : Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan
anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa
mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka
menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami
lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:
"Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini
(keesaan Tuhan)" (Qs. Al-Araaf : 172).
Tapi sayang banyak ruh yang lupa dengan perjanjian awalnya
terhadap Allah Swt, sehingga mereka terlena dan terlalu nyaman tinggal di dalam
jasad sebagai tempat terendah bagi mereka.
Ruh-ruh yang setia dan tetap memegang perjanjian awal pada
hakikatnya mereka tetap berada pada negeri asalnya yaitu alam lahut meskipun
badannya di bumi. Namun sangat sedikit orang yang sadar dan berkeinginan pulang
atau kembali ke negeri asalnya. Oleh karena itu Allah melimpahkan kenabian
kepada ruh agung Muhammad sebagai penunjuk jalan dari kesesatan mereka. Nabi
mengajak mereka agar kembali dan sampai serta bertemu dengan Allah Swt. Sebagaimana
salahsatu sifat Rasul Saw adalah Tabligh, yaitu untuk memberikan basyirah dan huda kepada manusia menuju jalan
Rabb-nya.
Tapi sebagai manusia biasa, Nabi Saw memiliki keterbatasan waktu
di dunia ini untuk menjalankan tugasnya tersebut, maka kemudian Allah
mewariskan tugas ini kepada para ulama yang sholih yang sudah mencapai kesucian
ruh dan telah Allah berikan bashiroh (pandangan yang jelas) kepadanya. Siapa
mereka? Mereka adalah para wali Allah. Para wali Allah sebagai ahli bashiroh
telah dibukakan mata hatinya untuk mengetahui jalan menuju Allah, mereka itulah
yang disebut ahli ruhani.
Ruh terbagi ke dalam 4 bagian :
(1). Ruh Al-Qudsi (ruh termurni), yaitu ruh yang berada di alam lahut atau alam ma’rifat atau alam tertinggi. Ruh ini adalah hakikat manusia yang disimpan di dalam lubuk hati. Keberadaannya akan diketahui dengan taubat dan menanamkan kalimatul iman dengan sungguh-sungguh. Bukan hanya bersyahadat Laa illa ha Illallah di mulut saja, namun ditanamkan dengan kokoh kedalam qalbu. Ruh ini dinamakan oleh ahli Tasawwuf sebagai bayi ma’nawi (thiflul ma’ani). Ruh inilah yang senantiasa akan mampu berhubungan dengan Allah Swt sedangkan badan atau jasmani ini bukan mahromnya bagi Allah. Ruh Al-Qudsi telah Allah tempatkan di dalam rasa (sirri). Alatnya adalah ilmu hakikat, yaitu ilmu tauhid. Amalannya adalah mudawamah nama-nama Tauhid dengan lisan sirr tanpa suara dan huruf. Siapapun tidak ada yang mampu melihat / menelitinya kecuali Allah. Adapun keuntungannya yaitu keluarnya tiflul ma’ani, musyahadah serta terarah dan melihat kepada zat Allah dalam keagungan-Nya dan dalam keindahan-Nya dengan penglihatan sirri.
(1). Ruh Al-Qudsi (ruh termurni), yaitu ruh yang berada di alam lahut atau alam ma’rifat atau alam tertinggi. Ruh ini adalah hakikat manusia yang disimpan di dalam lubuk hati. Keberadaannya akan diketahui dengan taubat dan menanamkan kalimatul iman dengan sungguh-sungguh. Bukan hanya bersyahadat Laa illa ha Illallah di mulut saja, namun ditanamkan dengan kokoh kedalam qalbu. Ruh ini dinamakan oleh ahli Tasawwuf sebagai bayi ma’nawi (thiflul ma’ani). Ruh inilah yang senantiasa akan mampu berhubungan dengan Allah Swt sedangkan badan atau jasmani ini bukan mahromnya bagi Allah. Ruh Al-Qudsi telah Allah tempatkan di dalam rasa (sirri). Alatnya adalah ilmu hakikat, yaitu ilmu tauhid. Amalannya adalah mudawamah nama-nama Tauhid dengan lisan sirr tanpa suara dan huruf. Siapapun tidak ada yang mampu melihat / menelitinya kecuali Allah. Adapun keuntungannya yaitu keluarnya tiflul ma’ani, musyahadah serta terarah dan melihat kepada zat Allah dalam keagungan-Nya dan dalam keindahan-Nya dengan penglihatan sirri.
(2). Ruh Sulthoni, adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam jabarut. Tempat ruh ini adalah fuad (mata hati). Alatnya adalah ma’rifat dan amalannya adalah mudawamah asma Allah dengan lisan dan hati (qolbu). Adapun keuntungan pengolahan dari ruh sultani adalah melihat pantulan “Jamalillah” (keindahan Allah).
(3). Ruh Sairani Rawani (ruh ruhani), adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam malakut. Tempatnya adalah hati (qolbu). Alatnya adalah mudawamah asma’ul bathin tanpa suara dan huruf, hasilnya adalah ma’rifat kepada Allah Swt, ilmu bathin, memperoleh ketenangan di dalam bergaul, hidupnya hati dan musyahadah di alam malakut (seperti menyaksikan surga dan ahlinya dan malaikat-malaikatnya). Tempatnya di akhirat adalah surga tingkat ke dua yaitu jannatun na’im.
(4). Ruh Jismani, adalah ruh yang memiliki lapisan (balutan cahaya) di alam mulki (alam terendah bagi ruh). Ruh jismani telah Allah tempatkan di dalam jasad antara daging dan darah tepatnya di wilayah dada dan anggota badan yang zahir. Alat untuk mengolah ruh ini adalah syari’at, hasilnya adalah wilayah (pertolongan Allah), mukasyafah (terbukanya hijab antara manusia dengan Allah), dan musyahadah (merasa berhadap-hadapan dengan Allah). Keuntungan di akhirat akan ditempatkan di jannatul ma’wa.
Setiap ruh itu mempunyai hanut (tempat) di daerah keberadaannya,
dan bekal / alat pengolahannya dan keuntungan / hasil pengolahannya dan cara
pengolahannya yang tidak pernah sia-sia yang diketahui secara tertutup
(rahasia) maupun secara terbuka. Oleh karena itu wajib bagi setiap manusia
untuk mengetahui cara mengolah dirinya, sebab apa yang dilakukan di muka bumi
ini akan diminta pertanggung jawabannya kelak di hari kiamat.
Tujuan utama didatangkannya manusia ke alam terendah adalah agar
manusia berupaya kembali mendekatkan diri kepada Allah dan mencapai darajat (kembalinya
manusia ke tempat asalnya) dengan menggunakan hati (qolbu) dan jasad. Maka
perlu ditanamkan bibit tauhid di ladang hati agar tumbuh menjadi pohon tauhid
yang akarnya tertanam di dalam rasa dan menghasilkan buah tauhid untuk mencapai
ridha Allah Swt. Syekh Abdul Qodir Al-Jailani menyebut ruh atau hakikat
Muhammad itu adalah akal.
APA ITU AKAL ?
Kebanyakan kita mengatakan bahwa akal itu adalah otak, sehingga kalau kita berkata kepada orang lain “gunakan akalmu!” maka kita akan menunjuk dan mengarahkannya kepada kepala kita sebagai isyarat bahwa tempatnya akal disana. Ketahuilah wahai saudaraku akal bukanlah otak, jadi letak keberadaannya bukan di kepala. Keberadaan akal tidaklah berbentuk secara fisik sehingga tidak dapat dilihat oleh mata kepala ini. Tapi meskipun demikian, fungsi dan gerakannya dapat dirasakan.
Kebanyakan kita mengatakan bahwa akal itu adalah otak, sehingga kalau kita berkata kepada orang lain “gunakan akalmu!” maka kita akan menunjuk dan mengarahkannya kepada kepala kita sebagai isyarat bahwa tempatnya akal disana. Ketahuilah wahai saudaraku akal bukanlah otak, jadi letak keberadaannya bukan di kepala. Keberadaan akal tidaklah berbentuk secara fisik sehingga tidak dapat dilihat oleh mata kepala ini. Tapi meskipun demikian, fungsi dan gerakannya dapat dirasakan.
Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari kesesatan, semoga kita
diberikan pemahaman yang mendalam akan akal ini sehingga kita tahu sebenarnya
akal itu apa. Sulit saudaraku untuk yakin dan beriman dengan menggunakan otak
kita ini, otak ini selalu menuntut bukti nyata, alasan dan sebab yang benar
menurutnya. Dengan selalu menggunakan otak dan menuntut segala sesuatunya harus
rasional akhirnya kita tidak bisa beriman secara betul-betul akan tetapi malah
bermain-main dalam keimanan. Seperti dalam melaksanakan sholat, perhatikanlah
firman Allah berikut :
وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى
الصَّلاةِ اتَّخَذُوهَا هُزُوًا وَلَعِبًا ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لا يَعْقِلُونَ
Artinya : “dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan)
sholat, mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu
adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal”. (Qs. Al-Maaidah
ayat 58)
Akal adalah alat untuk berfikir dan memahami ayat-ayat Allah baik
yang kauniyah maupun kauliyah. Tapi berfikir dengan akal tidak seperti berfikir
dengan otak, berfikir dengan akal itu akan berujung dengan satu kesimpulan :رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا
بَاطِلًا “tidak ada sesuatu apapun yang Allah telah
ciptakan itu sia-sia.” Apabila seseorang telah mempergunakan akalnya dalam
berfikir dengan baik dan benar maka keimanannya akan semakin mantap dan terus
meningkat.
Sekarang kita buktikan bahwa akal bukanlah otak, pernahkah anda
makan pepes ikan mas ? ketika kita makan dibagian kepalanya akan terdapat yang
disebut otak ikan. Tapi sekarang adakah di kepala ikan itu akal, maka pasti
tidak ada karena akal bukan di kepala dan akal bukan otak. Kalau akal diartikan
otak seperti yang ada di kepala ikan maka berarti ikan juga punya akal. Jadi
jelas bahwa akal bukanlah otak dan otak bukanlah akal. Akal itu adalah qolbu,
sebagaimana Allah firmankan dalam surah Qoof ayat 37 :
إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَذِكْرَىٰ
لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ
Artinya : “Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan
pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya”. (Qs. Qaf :37)
Dalam ayat di atas Allah menggunakan kata qolbun untuk menyatakan
akal.
APA ITU NAFSU ?
Nafsu adalah elemen jiwa (unsur ruh) yang berpotensi mendorong pada tabi’at badaniyah / biologis dan mengajak diri pada berbagai amal baik atau buruk. Nafsu itu pula adalah ruh sebagaimana dimaksud dalam firman Allah surah At-Takwir ayat 7 :
Nafsu adalah elemen jiwa (unsur ruh) yang berpotensi mendorong pada tabi’at badaniyah / biologis dan mengajak diri pada berbagai amal baik atau buruk. Nafsu itu pula adalah ruh sebagaimana dimaksud dalam firman Allah surah At-Takwir ayat 7 :
وَإِذَا النُّفُوسُ زُوِّجَتْ
Artinya : “dan apabila ruh-ruh dipertemukan (dengan tubuh)”.
Nafsu di dalam ayat ini diartikan ruh. Adapun nafsu memiliki
tingkatan-tingkatan. Syekh Muhammad Nawawi Al-Jawi membagi nafsu dalam 7
tingkatan yang dikenal dengan istilah “marotibun nafsi” yaitu terdiri dari :
(1). Nafsu Amaroh
Nafsu amaroh tempatnya adalah “ash-shodru” artinya dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Bukhlu artinya kikir atau pelit
2. Al-Hirsh artinya tamak atau rakus
3. Al-Hasad artinya hasud
4. Al-Jahl artinya bodoh
5. Al-Kibr artinya sombong
6. Asy-Syahwat artinya keinginan duniawi
Nafsu amaroh tempatnya adalah “ash-shodru” artinya dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Bukhlu artinya kikir atau pelit
2. Al-Hirsh artinya tamak atau rakus
3. Al-Hasad artinya hasud
4. Al-Jahl artinya bodoh
5. Al-Kibr artinya sombong
6. Asy-Syahwat artinya keinginan duniawi
(2). Nafsu Lawwamah
Nafsu lawwamah tempatnya adalah “al-qolbu” artinya hati, tepatnya dua jari di bawah susu kiri. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Laum artinya mencela
2. Al-Hawa artinya bersenang-senang
3. Al-Makr artinya menipu
4. Al-Ujb artinya bangga diri
5. Al-Ghibah artinya mengupat
6. Ar-Riya’ artinya pamer amal
7. Az-Zulm artinya zalim
8. Al-Kidzb artinya dusta
9. Al-ghoflah artinya lalai
Nafsu lawwamah tempatnya adalah “al-qolbu” artinya hati, tepatnya dua jari di bawah susu kiri. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Laum artinya mencela
2. Al-Hawa artinya bersenang-senang
3. Al-Makr artinya menipu
4. Al-Ujb artinya bangga diri
5. Al-Ghibah artinya mengupat
6. Ar-Riya’ artinya pamer amal
7. Az-Zulm artinya zalim
8. Al-Kidzb artinya dusta
9. Al-ghoflah artinya lalai
(3). Nafsu Mulhimah
Nafsu mulhimah tempatnya adalah “Ar-ruh” tepatnya dua jari di bawah susu kanan. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. As-Sakhowah artinya murah hati
2. Al-Qona’ah artinya merasa cukup
3. Al-Hilm artinya murah hati
4. At-Tawadhu’ artinya rendah hati
5. At-Taubat artinya taubat atau kembali kepada Allah
6. As-Shobr artinya sabar
7. At-Tahammul artinya bertanggung jawab
Nafsu mulhimah tempatnya adalah “Ar-ruh” tepatnya dua jari di bawah susu kanan. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. As-Sakhowah artinya murah hati
2. Al-Qona’ah artinya merasa cukup
3. Al-Hilm artinya murah hati
4. At-Tawadhu’ artinya rendah hati
5. At-Taubat artinya taubat atau kembali kepada Allah
6. As-Shobr artinya sabar
7. At-Tahammul artinya bertanggung jawab
(4). Nafsu Muthmainnah
Nafsu muthmainnah tempatnya adalah “As-Sirr” artinya rahasia, tepatnya dua jari dari samping susu kiri kea rah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Juud artinya dermawan
2. At-tawakkul artinya berserah diri
3. Al-Ibadah artinya ibadah
4. Asy-Syukr artinya syukur atau berterima kasih
5. Ar-Ridho artinya rido
6. Al-Khosyah artinya takut akan melanggar larangan
Nafsu muthmainnah tempatnya adalah “As-Sirr” artinya rahasia, tepatnya dua jari dari samping susu kiri kea rah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Juud artinya dermawan
2. At-tawakkul artinya berserah diri
3. Al-Ibadah artinya ibadah
4. Asy-Syukr artinya syukur atau berterima kasih
5. Ar-Ridho artinya rido
6. Al-Khosyah artinya takut akan melanggar larangan
(5). Nafsu Rodhiyah
Nafsu rhodiyah tempatnya adalah “Sirr Assirr” artinya sangat rahasia, tepatnya di jantung yang berfungsi menggerakkan seluruh tubuh. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Karom artinya
2. Az-Zuhd artinya zuhud atau meninggalkan keduniawian
3. Al-Ikhlas artinya ikhlas atau tanpa pamrih
4. Al-Waro’ artinya meninggalkan syubhat
5. Ar-Riyadhoh artinya latihan diri
6. Al-Wafa’ artinya tepat janji
Nafsu rhodiyah tempatnya adalah “Sirr Assirr” artinya sangat rahasia, tepatnya di jantung yang berfungsi menggerakkan seluruh tubuh. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Al-Karom artinya
2. Az-Zuhd artinya zuhud atau meninggalkan keduniawian
3. Al-Ikhlas artinya ikhlas atau tanpa pamrih
4. Al-Waro’ artinya meninggalkan syubhat
5. Ar-Riyadhoh artinya latihan diri
6. Al-Wafa’ artinya tepat janji
(6). Nafsu Mardhiyah
Nafsu mardhiyah tempatnya adalah “Al-khofiy” artinya samar, tepatnya dua jari dari samping susu kanan ke tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Husnul Khuluq artinya baik akhlak
2. Tarku maa siwAllah artinya meninggalkan selain Allah
3. Al-Luthfu bil kholqi artinya lembut kepada makhluk
4. Hamluhum ‘ala sholah artinya mengurus makhluk pada kebaikan
5. Shofhu ‘an dzunubihim artinya mema’afkan kesalahan makhluk
6. Al-Mail ilaihim liikhrojihim min dzulumati thoba’ihim wa anfusihim ila anwari arwahihim artinya mencintai makhluk dan cenderung perhatian kepada mereka guna mengeluarkannya dari kegelapan (keburukan) watak dan jiwa-jiwanya ke arah bercahayanya ruh-ruh mereka.
Nafsu mardhiyah tempatnya adalah “Al-khofiy” artinya samar, tepatnya dua jari dari samping susu kanan ke tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Husnul Khuluq artinya baik akhlak
2. Tarku maa siwAllah artinya meninggalkan selain Allah
3. Al-Luthfu bil kholqi artinya lembut kepada makhluk
4. Hamluhum ‘ala sholah artinya mengurus makhluk pada kebaikan
5. Shofhu ‘an dzunubihim artinya mema’afkan kesalahan makhluk
6. Al-Mail ilaihim liikhrojihim min dzulumati thoba’ihim wa anfusihim ila anwari arwahihim artinya mencintai makhluk dan cenderung perhatian kepada mereka guna mengeluarkannya dari kegelapan (keburukan) watak dan jiwa-jiwanya ke arah bercahayanya ruh-ruh mereka.
(7). Nafsu Kamilah
Nafsu kamilah tempatnya adalah “Al-Akhfa” artinya sangat samar, tepatnya di tengah-tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Ilmu Al’Yaqiin
2. Ainul Yaqiin
3. Haqqul Yaqiin
Nafsu kamilah tempatnya adalah “Al-Akhfa” artinya sangat samar, tepatnya di tengah-tengah dada. Adapun pasukan-pasukannya sebagai berikut :
1. Ilmu Al’Yaqiin
2. Ainul Yaqiin
3. Haqqul Yaqiin
Kesimpulan
Dari semua pendapat diatas dan penjelasan diatas, kita dapat
menarik sebuah kesimpulan atau garis besarnya. Yaitu pada hakikatnya Qolbu,
Ruh, Akal dan Nafsu adalah satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.
bahkan Imam Al-Ghazali r.a mengatakan dalam kitabnya bahwa qolbu, ruh, akal dan
nafsu itu adalah satu. (syai’un wahidun). Tidak memiliki perbedaan, semuanya
merupakan hal yang sama. Sehingga jelas bahwa keempat nama tersebut pada
dasarnya adalah satu hal yang sama, memiliki fungsi dan tugas yang sama. Tinggal
bagaimana kita membina, menuntun keempat hal ini agar betul-betul mampu
mengantarkan kita lebih dekat dengan Allah swt dan mampu mengantarkan kita
mencapai tujuan kita yaitu bertemu dengan-Nya. Wallahu a’lam bish shawab
Sumber :
1. Kitab Qothrul Ghoits
2. Kitab Bidayatussalikiin
3. Kitab Sirrul Asror
1. Kitab Qothrul Ghoits
2. Kitab Bidayatussalikiin
3. Kitab Sirrul Asror
4. Ihya; ulumuddin
4. Dan sumber lainnya lisan maupun tulisan
4. Dan sumber lainnya lisan maupun tulisan
ijin share dan arsip
BalasHapusterimakasih atas bab ttg kajian sangat penting ini.
BalasHapusklo bisa dan ada mohon dishare lagi kajian-kajian yg sangat mendasar ttg tasawwuf,terimakasih atas kajiannya wasalamualaikum warahmatullohi wabarakatu.
Salam kenal guru, gusti dr peerdagangan saya telah mmbaca percakapan yg di intrnet. Saya mau tanya, apa si magna tentang syahadat dlm islam beri contoh guru, bukankah syahadat itu sebuah kesaksian guru, siapa yg menyaksikan dan apa yg di saksikan. Mohon di jwb guru
HapusIzin untuk arsip
BalasHapusSyukron katsir ya akhi fillah
BalasHapusBarokallah
AKAL ITU DIOTAK BUKAN DIQALBU... PEMBUKTIAN: ORANG YANG OTAKNYA TERGANGGU SEHINGGA KEHILANGAN AKAL...MISALNYA KARENA KEPALA BELAKANG TERBENTUR. BGMN BISA NAFSU DISAMAKAN DENGAN NUR? BUKANKAH NUR ITU SUCI? MOHON PENCERAHANNYA
BalasHapusKenapa saudara bisa berkata demikian,krn sodara memakai pikiran dan ego saudara dalam memahami hal ini
HapusMengapa timbul anggapan demikian dari sodara rizal,karena sodara memakai pikiran dan ego dalam memahami hal tersebut
HapusYah kalo orang kafir emang begini berpikirnya...mereka kan tidak diberikan qolbu oleh allah, cuma dikasih jantung kaya monyet..kwkwwk, qolbu itu seperti alat untuk mengenal tuhanmu, ibarat hp tuh harus ada simcard, biar bisa dapet sinyal..gtu tong
HapusJika qolbu ibarat simcard.
HapusBatrey ibarat apa ?
Operating system,(Android/Ios) ibarat apa?
Aplikasi yg Ada didalamnya ibarat apa ?
Akal ttp berada d Qalbu, tp utk mgaksesnya ttp d bthkn otak yg sehat tdk cacat, ibarat Radio hrs dlm kondisi normal agar bisa mnyuarakn Siaran Pnyiarnya.
HapusMhn izin untuk arsip
BalasHapusKhoir insya Alloh this is good knowledge for our life. Thank.
BalasHapusBagaimana akal boleh d hati penjelasax..??
BalasHapusAlhamdulillah, semua ya perlu kita kaji ulang. Benar atau salah biar qolbu yang menentukan ya.
BalasHapusIzin share.
Allhamdulillah,,,pencerahan,Wallahu a’lam bish-shawab.
BalasHapusizin share.
Terima kasih
BalasHapusIjin share akhirnya
BalasHapusAlham dulilah semoga aku dan sodara2 kita bisa menjalankanya dengan rido allah amin������
BalasHapusMaaf y.. Koreksi sedikit.. Arti ikhlas yg sebenarnya murni tnpa ada tercampur dengan hal yg lain..
BalasHapusMashaa Allah
BalasHapusSemoga bermanfaat
Aamiin ya Allah
Izin disave
BalasHapusAlhamdulillah wa syukurillah, jazakallah khoir...
BalasHapusAlhamdulillah,,ini merupakan pencerahan hati saya utk membuka ketidak tahuan saya mengenai ilmu filsafat,saya ada lagi ilmu lain ttg filsafat yg bisa dichat,,sangat bermanfaat.
BalasHapusAlhamdulillah,,ini merupakan pencerahan hati saya utk membuka ketidak tahuan saya mengenai ilmu filsafat,saya ada lagi ilmu lain ttg filsafat yg bisa dichat,,sangat bermanfaat.
BalasHapusAlhamdulillah,,ini merupakan pencerahan hati saya utk membuka ketidak tahuan saya mengenai ilmu filsafat,saya ada lagi ilmu lain ttg filsafat yg bisa dichat,,sangat bermanfaat.
BalasHapusIni baik sekali untuk orang yang mau mengenali Tuhannya,,,, Bagaimana akan mengenali Tuhannya kalau dirinya saja belum dikenali oleh dirinya sendiri
BalasHapusYa memang begitulah kita manusia selalu aja d permainkan akal,pada hal jelas2 fungsi akal itu penyaring yg baik dan jahat mala di jadikan senjata bagi yg merasa pinter hehehe?,,,trima kasih atas pencerahan nya,mudah2an dapat pemahaman
BalasHapusYg mendalami semua itu adalah orang torekot
BalasHapustrimakasih ilmu yang sangat bermanfaat ini
BalasHapusSyukron ijin menyimpan
BalasHapusTerima kasih banyak atas ilmu yg telah di bagikan..جزاك الله احسن الجزاء
BalasHapusSemua akan jelas dan gamblang kalau kita ngaji Tauhid,
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusماشاء الله
BalasHapus