Sebagaimana kita ketahui bahwa Rasulullah saw merupakan salahsatu manusia terbaik, hamba terbaik, makhluk terbaik yang Allah swt utus ke Dunia liyubsyirun naas "membawa kabar dan berita baik untuk manusia. Akhlaqnya, perangainya, kehidupan tidak diragukan lagi, sebagaimana Allah swt berfirman :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah Saw suri tauladan yg baik bagimu. (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Qs. Al Ahzab : 21)
Banyak sekali kisah yg menceritakan betapa terbuktinya akhlaq Rasulullah saw. Salahsatunya adalah kisah Rasulullah saw bersama seorang Yahudi buta.
Di sebuah pasar di kotaa madinah hiduplah seorang yahudi buta. Setiap hari pekerjaan sang yahudi adalah mengemis sembari mengolok-olok Rasulullah saw dan memberitahukan kepada setiap orang yg memberinya sedekah bahwa Rasulullah adalah pendusta, tukang sihir, penyair, dll.
Hingga pada suatu ketika seorang sahabat memberitahukan hal tersebut kepada Rasulullah saw. Sontak Rasulullah saw bergegas pergi ke pasar untuk membuktikan, benarkah apa yg dikatakan sahabatnya itu. Sesampainya di pasar, benar saja, Sang Yahudi sedang berteriak-teriak mengolok-olok Rasulullah saw.
Rasulullah bersegera mencari pedagang kurma dan menghampiri sang yahudi. Maka disinilah terjadi percakapan cukup singkat antara mereka berdua. Rasulullah menyapa dengan sebuah pertanyaan "wahai kakek, apakah kau sudah makan ?" Tanya Rasulullah saw. "Belum. Demi Allah aku seharian disini mengemis dan akupun tak tahu apakah uangnya cukup untuk aku belikan makanan." Jawab sang kakek. Lalu Rasulullah saw berkata "maukah jika kau aku suapi beberapa butir kurma ?" "Tentu saja, aku akan sangat senang memakannya."
Lihat, betapa santunnya Rasulullah saw sekalipun kepada orang yg membencinya, yg mengolok-oloknya setiap hari. Lalu diambilnya 1 per 1 kurma, di kunyanya kurma itu oleh Rasulullah saw, lalu jika sudah cukup lembut, Rasul keluarkan kurma itu dari mulutnya yg mulia dan Ia suapkan kepada yahudi itu. Sembari Rasul mengunyah, sang yahudi pun membicarakan keburukan-keburukan dan mengolok-olok Rasulullah saw. Dan itu berlangsung setiap hari hingga ajal menjemput Rasulullah saw.
Setelah Rasulullah saw meninggal, Abu Bakar ra mendatangi putrinya Aisyah ra. Lalu bertanya "wahai putriku, hal apa yg Rasulullah biasa lakukan dan belum aku lakukan ?" Lalu Aisyah ra menjawab "sesungguhnya Rasulullah saw biasa mendatangi seorabg yahudi tua di pasar yg biasa mengolok-oloknya dan menyuapinya kurma." Lalu saat itupun Abu bakar ra langsung pergi ke pasar dan mendatangi yahudi itu. Lalu ia pun melakukan apa yg biasa Rasulullah saw lakukan.
Sang yahudi merasa ada yg berbeda dengan yg biasanya dan ia pun berkata "siapa kau ? Kau bukanlah orang yg biasa menyuapiku ? Kemana orang yg biasa menyuapiku ?" Saat itupun hati abu bakar ra bergetar dan menitikkan air matanya, betapa Rasulullah saw menyuapi seorang yahudi buta yg biasa mengoloknya itu seperti nenyuapi orangtuanya sendiri. Bahkan hibgga sang yahudi sangat mengenali bagaimana Rasul menyuapinya, tingkat kelembutan kunyahannya, dll. Maka Abu bakar pun menjawab "aku adalah abu bakar, sahabat Muhammad ibn Abdullah. Sesungguhnya orang yg setiap hari menyuapimu ialah orang yang kau caci setiap hari. Muhammad, sang Rasul Allah." Lalu kemana Muhammad sekarang ?" Tanya sang yahudi. Kembali abu bakar menitikkan air mata, tak kuat rasanya hatinya untuk mengucapkan bahwa Rasul kini telah tiada. Karena yg ia ketahui Rasulullah akan tetap hidup, cahayanya tak akan redup dalam hatinya. Cintanya tak akan pernah mati meski sang kekasih telah tiada. Abu bakar pun menjawab dengan terisak "Sesungguhnya Muhammad telah wafat." Kini malah sang Yahudi yg menangis di hadapan Abu Bakar ra. Maka saat itu pula sang yahudi bersyahadat dan bertaubat kepada Allah swt.
Dari kisah tadi, setidaknya ada 2 hikmah yg tergambar secara jelas. Yg pertama adalah bagaimana Abu Bakar ra menjadikan cintanya kepada Rasulullah saw melebihi cintanya kepada makhluk lainnya. Dan yg kedua tergambar bagaimana Luar biasanya akhlaq dan perangai Rasulullah saw. Bahkan sahabatnya yg paling dekat dengannya, yg beliau gelari As Shiddiq, mertua beliau pun tidak mampu menyamai akhlaq Rasulullah yg luar biasa mulia. Maka benar apa yg Allah firmankan bahwa Rasulullah diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Tidak hanya muslim dan arab, tapi bagi siapapun, ras apapun, bangsa apapun, golongan apapun, kabilah apapun.
Pertanyaannya sekarang, mampukah kita menjadikan Rasulullah saw sebagai teladan tertinggi kita. Menajdikan cinta kita kepada Allah dan Rasulnya melebihi cinta kita kepada makhluk lainnya ? Sebagaimana sabda Rasulullah saw :
انت مع من احببت
Engkau akan bersama orang yg engkau cintai (H.r. Bukhari muslim)
Semoga Allah swt menbimbing kita untuk terus berikhtiar meneladani Rasulullah saw dan terus mencintai Rasulullah saw sehingga kelak kita akan bersamanya dan bersama para kekasihnya di jannatul firdausnya. Allahumma shalli 'ala sayyidina wa habibinal musthofa Muhammad saw.
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah Saw suri tauladan yg baik bagimu. (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. (Qs. Al Ahzab : 21)
Banyak sekali kisah yg menceritakan betapa terbuktinya akhlaq Rasulullah saw. Salahsatunya adalah kisah Rasulullah saw bersama seorang Yahudi buta.
Di sebuah pasar di kotaa madinah hiduplah seorang yahudi buta. Setiap hari pekerjaan sang yahudi adalah mengemis sembari mengolok-olok Rasulullah saw dan memberitahukan kepada setiap orang yg memberinya sedekah bahwa Rasulullah adalah pendusta, tukang sihir, penyair, dll.
Hingga pada suatu ketika seorang sahabat memberitahukan hal tersebut kepada Rasulullah saw. Sontak Rasulullah saw bergegas pergi ke pasar untuk membuktikan, benarkah apa yg dikatakan sahabatnya itu. Sesampainya di pasar, benar saja, Sang Yahudi sedang berteriak-teriak mengolok-olok Rasulullah saw.
Rasulullah bersegera mencari pedagang kurma dan menghampiri sang yahudi. Maka disinilah terjadi percakapan cukup singkat antara mereka berdua. Rasulullah menyapa dengan sebuah pertanyaan "wahai kakek, apakah kau sudah makan ?" Tanya Rasulullah saw. "Belum. Demi Allah aku seharian disini mengemis dan akupun tak tahu apakah uangnya cukup untuk aku belikan makanan." Jawab sang kakek. Lalu Rasulullah saw berkata "maukah jika kau aku suapi beberapa butir kurma ?" "Tentu saja, aku akan sangat senang memakannya."
Lihat, betapa santunnya Rasulullah saw sekalipun kepada orang yg membencinya, yg mengolok-oloknya setiap hari. Lalu diambilnya 1 per 1 kurma, di kunyanya kurma itu oleh Rasulullah saw, lalu jika sudah cukup lembut, Rasul keluarkan kurma itu dari mulutnya yg mulia dan Ia suapkan kepada yahudi itu. Sembari Rasul mengunyah, sang yahudi pun membicarakan keburukan-keburukan dan mengolok-olok Rasulullah saw. Dan itu berlangsung setiap hari hingga ajal menjemput Rasulullah saw.
Setelah Rasulullah saw meninggal, Abu Bakar ra mendatangi putrinya Aisyah ra. Lalu bertanya "wahai putriku, hal apa yg Rasulullah biasa lakukan dan belum aku lakukan ?" Lalu Aisyah ra menjawab "sesungguhnya Rasulullah saw biasa mendatangi seorabg yahudi tua di pasar yg biasa mengolok-oloknya dan menyuapinya kurma." Lalu saat itupun Abu bakar ra langsung pergi ke pasar dan mendatangi yahudi itu. Lalu ia pun melakukan apa yg biasa Rasulullah saw lakukan.
Sang yahudi merasa ada yg berbeda dengan yg biasanya dan ia pun berkata "siapa kau ? Kau bukanlah orang yg biasa menyuapiku ? Kemana orang yg biasa menyuapiku ?" Saat itupun hati abu bakar ra bergetar dan menitikkan air matanya, betapa Rasulullah saw menyuapi seorang yahudi buta yg biasa mengoloknya itu seperti nenyuapi orangtuanya sendiri. Bahkan hibgga sang yahudi sangat mengenali bagaimana Rasul menyuapinya, tingkat kelembutan kunyahannya, dll. Maka Abu bakar pun menjawab "aku adalah abu bakar, sahabat Muhammad ibn Abdullah. Sesungguhnya orang yg setiap hari menyuapimu ialah orang yang kau caci setiap hari. Muhammad, sang Rasul Allah." Lalu kemana Muhammad sekarang ?" Tanya sang yahudi. Kembali abu bakar menitikkan air mata, tak kuat rasanya hatinya untuk mengucapkan bahwa Rasul kini telah tiada. Karena yg ia ketahui Rasulullah akan tetap hidup, cahayanya tak akan redup dalam hatinya. Cintanya tak akan pernah mati meski sang kekasih telah tiada. Abu bakar pun menjawab dengan terisak "Sesungguhnya Muhammad telah wafat." Kini malah sang Yahudi yg menangis di hadapan Abu Bakar ra. Maka saat itu pula sang yahudi bersyahadat dan bertaubat kepada Allah swt.
Dari kisah tadi, setidaknya ada 2 hikmah yg tergambar secara jelas. Yg pertama adalah bagaimana Abu Bakar ra menjadikan cintanya kepada Rasulullah saw melebihi cintanya kepada makhluk lainnya. Dan yg kedua tergambar bagaimana Luar biasanya akhlaq dan perangai Rasulullah saw. Bahkan sahabatnya yg paling dekat dengannya, yg beliau gelari As Shiddiq, mertua beliau pun tidak mampu menyamai akhlaq Rasulullah yg luar biasa mulia. Maka benar apa yg Allah firmankan bahwa Rasulullah diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam. Tidak hanya muslim dan arab, tapi bagi siapapun, ras apapun, bangsa apapun, golongan apapun, kabilah apapun.
Pertanyaannya sekarang, mampukah kita menjadikan Rasulullah saw sebagai teladan tertinggi kita. Menajdikan cinta kita kepada Allah dan Rasulnya melebihi cinta kita kepada makhluk lainnya ? Sebagaimana sabda Rasulullah saw :
انت مع من احببت
Engkau akan bersama orang yg engkau cintai (H.r. Bukhari muslim)
Semoga Allah swt menbimbing kita untuk terus berikhtiar meneladani Rasulullah saw dan terus mencintai Rasulullah saw sehingga kelak kita akan bersamanya dan bersama para kekasihnya di jannatul firdausnya. Allahumma shalli 'ala sayyidina wa habibinal musthofa Muhammad saw.
0 komentar: