THE POWER OF LOVE
Life to Love People and With Love We Can Live

Parlemen Remaja Kejutkan DPR RI


           Parlemen Remaja yang terdiri dari peserta perwakilan dari 26 Provinsi terpilih setelah dijaring pada tahap seleksi pertama, membuat esai dengan tema “DPR, Bekerja untuk Rakyat, Bertanggungjawab Kepada Rakyat”. Sebanyak 132 pelajar terpilih berkumpul di Universitas Indonesia. Alhamdulillah saya berkesempatan mewakili provinsi Banten dari SMA Islam Nurul Fikri Boarding School

            Acara yang berlangsung selama empat hari, 06-10 November 2012 di Bogor-Jakarta. Sebagai sebuah bukti pentingnya pendidikan politik dan demokrasi sehat kepada rakyatnya sedini mungkin. Dalam rangka memberikan pendidikan kepada kalangan remaja. Maka, DPR-RI melalui Biro Humas dan Pemberitaan Sekretariat Jenderal DPR-RI mengadakan acara Parlemen Remaja.

            Kegiatan ini diharapkan dapat lebih mengenalkan generasi muda mengenai tugas dan peran DPR-RI dalam perwujudan demokrasi Indonesia. Memberikan pemahaman kepada remaja tentang proses pembuatan kebijakan publik serta institusi-insitusi pendukungnya, melembangakan, mendidik, dan meningkatkan kemampuan remaja tentang betapa pentingnya demokrasi melalui pelaksanaan simulasi Parlemen Indonesia DPR-RI dengan tema simulasi “RUU Penangan Fakir Miskin”

            Pelaksanaan dilakukan dalam tiga sesi. Sesi orientasi dilaksanakan di Wisma DPR RI, Kopo, Bogor. Sesi simulasi dilaksanakan di Gedung DPR RI. Adapun sesi studytour pada hari akhir di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

            Dalam sesi orientasi (6-8/11) materi orientasi antara lain pengenalan kebangsaan, demokrasi, dan sejarah demokrasi di Indonesia, fungsi dan peranan DPR RI bagi NKRI, proses pengambilan keputusan, teknik berdebat, macam-macam sistem pemerintahan, peran partai politik, kebijakan anggaran pendidikan di Indonesia, peran generasi muda sebagai agen perubahan, dsb.   

            Orientasi dilaksanakan dua jenis yakni sesi pembelajaran dan ‘bermain peran’ (sebagai Anggota DPR, Staf Skretariat Jenderal DPR RI, Pemerintah, dan delegasi masyarakat) dengan menghadirkan nara sumber dari Anggota DPR, Kementrian Pendidikan Nasional (Pemerintah), dan pakar yang berkaitan dengan konten.

            Metodologi yang digunakan adalah ceramah, simulai/permainan peran, curah pendapat, diskusi kelompok, diskusi paripurna/pleno, permainan, dan latihan-latihan lainnya. Diakhir selalu ada evaluasi.

            Rabu, (01/11) pemberian materi pertama di Grya Sabha Kopo Wisma DPR RI oleh Deputi Bidang Peridangan dan KSAP Achmad Djuned, SH, M.Hum. materi mengenai “Mekanisma Persidangan dan Pengambilan Keputusan”. Materi awal bagi para peserta Parlemen Remaja sudah diserbu oleh banyak tangan yang mengangkat dalam sesi pertanyaan. Moderator selalu terlihat kebingungan akan banyaknya peserta yang aktif bertanya, begitupun dengan pemateri seperti kewalahan menjawab pertanyaan kritis dari para peserta Parlmen Remaja.

            Materi kedua dibawakan oleh Setjen DPR RI, Dra. Nining Indra Saleh, M.Si. Mengenai “Tugas, Fungsi dan Wewenang DPR RI”. Tidak tanggung-tanggung, para peserta yang masih berbara semangat kembali membuat panik moderator. Sayangnya, sesi tanya selalu terbatas. Tidak semua peserta yang mengangkat tangan tinggi diizinkan berbicara.

            Tidak tanggung-tanggung, materi dilanjutkan kembali. Materi ke tiga dengan pemateri Anggota DPR RI Komisi II, Ganjar Pranowo, dengan judul materi “Demokrasi di Indonesia Pelaksanaan Fungsi Pengawasan di DPR RI. Ada yang berbeda cara penyampaian materi dari pemateri sebelumnya. Ganjar lebih aktif menyapa peserta dan berjalan-jalan mendekati para peserta, tidak terlihat kaku dan monoton. Ganjar mengaku pertanyaan-pertanyaan peserta Parlemen Remaja sudah seperti anggota DPR aslinya, kritis.

            Kamis (08/11) Membuka awal hari dengan Senam Aerobik bersama di lapangan taman Wisma DPR RI. Setelah sarapan pagi, para peserta melanjutkan pemberian materi dari Anggota Komoso VIII DPR HM Syaiful Anwar. Materi mengenai “RUU Penangan Fakir Miskin”. Sayangnya, dalam sesi tanya. Sangat terbatas. Karena pemateri memiliki keperluan lain.

            Dilanjutkan dengan materi mengenai “Implementasi Penangan Fakir Miskin di Indonesia” oleh Dirjen Pemberdayaan Sosial dan Penangan miskinan, Kementerian Sosial, Drs. Andi M. Asmadarman. Dalam sesi materi dari awal sampai materi akhir. Affrilia sangat merasa terpukul, tidak pernah mendapat giliran untuk memperoleh hak tanya.

            Setelah serangkaian materi selesai, peserta dibagi menjadi dua tim. Yakni tim legislasi dan tim pengawasan. Setelah terbaginya tim, masing-masing tim mengadakan latihan simulasi paripurna. Tim legislasi merancang UU mengenai Penangan Fakir Miskin, dalam pembahasan Judul dan Definisi. Terbaginya menjadi beberapa 9 fraksi partai, yakni FP. Majapahit, FP. Sriwijaya, FP. Padjajaran, FP. Brawijaya, FP. Tarumanegara, FP. Kutai, FP. Airlangga, FP. Singosari, FP. Mataram.

            Jumat (09/11) hari yang sangat ditunggu-tunggu oleh para peserta. Sesi simulasi yang dilaksanakan bertempat di gedung bersejarah Paripurna DPR RI. Para peserta sangat antusias sekali, bahkan banyak peserta yang mengaku baru pertama kali menginjakkan kaki di Jakarta merasa sangat bangga.  Peserta pun diberi kesempatan untuk memasuki toilet khusus presiden, beberapa tempat anggota DPR RI, ruang-ruang sidang, tempat pelantikan presiden dan tempat lainnya.

            “Ternyata apa yang kita bayangkan selama ini mengenai megamewahnya ruang anggota DPR RI, tidak terbukti benar semuanya. Bahkan agak miris juga. Ruang kerja Bapak Ganjar, tidak sebesar kamar saya. Di sini juga ruangannya tidak dingin”komentar Alya.

            Peserta kemudian dikumpulkan di ruang KK III Gd. Nusantara. Masuk Operations room Gd. Nusantara, melakukan upacara pembukaan simulasi rapat DPR RI dihadiri oleh Setjen DPR, Wakil Ketua DPR RI, dan Wakil Direktur Kemahasiswaan UI. Dan, penyerahan palu sidang dari Pimpinan DPR kepada Pimpinan Parlemen Remaja 2012.

            Simulasi Rapat Kerja DPR RI, untuk Tim Legislasi bertempat di KK IV, Gd. Nusantara. Tim Pengawasan bertempat di KK V, Gd. Nusantara. Animo yang sangat bersemangat tampak dari wajah peserta. Berkesempatan Menjadi anggota DPR RI dan menduduki kursi panas yang selalu diperdebatkan.

            Tidak  berhenti sampai sana, rapat dilanjut menuju Pembicaraan Tingkat II “Pengambilan Keputtusan RUU Penangan Fakir Miskin” di ruang rapat Paripurna II, Gedung Nusantara II. Disinilah puncak perhelatan acara, TV Parlemen dan TVRI dua mediasi yang ikut mendokumentasikan kegiatan peserta. Serta pengamat lain dari perwakilan Anggota DPR RI yang tidak ikut masa Reserse. Sidang terbilang amat menegangkan karena para peserta dituntut untuk berimprovisasi tapi tetap terarah dalam alur.

            Setelah serangkaian acara, ditutup oleh Humas DPR dan jajaran Anggota DPR yang berkesempatan hadir. Parlemen Remaja terbilang sudah sukses menghayati peran, dan cerdas mengkritisi sebuah kebijakan. Peserta kembali ke UI menginap di Wisma Makara.

            Sabtu (10/11) Peserta Parlemen Remaja sangat khawatir dengan hari terakhir. Kebersamaan, duka dan tawa, serta banyak warna keragaman sudah terpadukan dalam sebuah pertemuan dan dalam detik-detik terakhir para peserta harus kembali ke tempat asal. Acara ditutup pada malam harinya setelah penampilan kesenian dari daerah masing-masing provinsi. Sesi studytour mengunjungi TMII melepas beban mengenai bahan sidang yang sudah dilalui.

            Ternyata tidak begitu mudah menjadi anggota DPR, dilanda ngantuk yang luar biasa bukan menjadi hal yang abnormal lagi. Kendati, ketua sidang harus pandai melancarkan alur sidang. Karena akan banyak sekali pemikiran berbeda, harus diselelaraskan. Demi menemukannya titik maslahat bagi seluruh rakyat Indonesia.

            “Alhamdulillah, Allah memberikan kesempatan besar ini kepada saya. sekaligus membungkus warna pelangi baru untuk indonesia. Banyak sekali hal yang dapat saya dapatkan, bahkan pelajaran yang mendewasakan. Suka dan duka menjadi anggota DPR RI, juga menjadi anak bangsa calon reformasi Indonesia emas. Saya menemukan keluarga besar, yang dalam hitungan 15 atau 30 tahun lagi siap membangun Indonesia Emas!” tambah peserta Parlemen Remaja 2012.
Share on Google Plus

0 komentar: