THE POWER OF LOVE
Life to Love People and With Love We Can Live

Aku Harus Berubah

Masa taman kanak-kanak dan sekolah dasar merupakan masa kelam bagiku. puncaknya ketika aku menginjakkan kaki di kelas 3 SD. kala itu saat aku masih duduk di bangku TK, dari awal aku masuk kedalam TK tersebut, rasa kurang nyaman sudah terpancar dari sekolah tersebut. betapa aku dijadikan bahan ejekan oleh beberapa teman sekelasku. hampir setiap hari ada orang yang mencakarku, mengusiliku, menghinaku, dll. namun aku tak minder dengan semua keadaan yang ada, toh itulah yang ada dalam diriku selama ini dan itu semua merupakan anugerah dari Allah swt.

emosiku semakin memuncak setelah hampir satu tahun mereka melakukan itu semua kepadaku. saat temanku mengejekku, ku pegang lehernya dan ku cekik tanpa ampun hingga melayang. betapa sakit hatinya aku bahkan tak ada yang bisa menghentikan emosiku tersebut. iapun yang biasanya jagoan ternyata merengek pula kepada ibunya dan mengadukan hal tersbut. namun aku tak takut dan siap menghadapi apapun.

memasuki masa SD, semuanya berjalan biasa saja. sangat menyenangkan berkenalan dengan teman-teman baru yang sebelumnya tentu belum ku kenal. aku menghadapi suatu situasi baru dimana kini bukan saatnya lagi bersikap seperti seorang balita yang selalu merengek setiap meminta apapun. kini saatnya aku gunakan adab dan sopan santun dalam melakukan apapun.

masa kelamku bermula dari kelas 2 SD, dimana aku mulai dicap jelek dan nakal oleh teman-temanku maupun guruku. bermula saat aku mulai bosan mengikuti pelajaran bahasa Indonesia. aku melihat ke kelas sebelah. nampaknya begitu asyik mereka belajar aritmatika menggunakan sempoa ataupun metode nalar. sungguh laur biasa mereka yang menghitung dengan cepat tanpa alat bantu apapun.

namun nampaknya ada temanku di kelas tersebut yang tak suka jika aku melihat mereka belajar dari luar, dia berusaha menutup kaca namun aku menahannya. hingga sebuah insiden terjadi ketika aku menahan dan dia memaksa menutup, rupa-rupanya kaca tersebut malah pecah dan mengenai mata temanku tersebut. entah apa salahku sehingga ia berbuat sedemikian padaku, namun aku tetap berusaha tegar bahwa selama mereka terus melakukan penekanan padaku, Allah semakin dekat denganku.

dikelas 3 banyak kejadian terjadi padaku. awal ke populeranku adalah ketika aku berduet dengan Ali Musa Daud, Juara Pildacil 1 Asal Nagreg. begitu menarik saat aku dan dirinya berkolaborasi menyampaikan firman-firman Allah. disisi lain 2 insiden terjadi dan menyebabkan aku menjadi pelaku atas kedua insiden itu. saat istirahat aku diusili oleh kedua temanku menggunakan penghapus papan tulis, mereka membuat wajahku hitam dan kotor. aku berusaha mengejar mereka berdua. sebenarnya aku bermaksud untuk memukul mereka berdua menggunakan penggaris, namun ternyata saat aku ingin memukulkan pengaris itu, justru penggaris tersebut malah lepas dari tanganku dan akhirnya mengenai wajah temanku. beruntung bukan matanya yang terluka, melainkan dibawah matanya terkena tusukan penggaris plastik tersebut. darah dimana-mana dan akhirnya aku harus rela dimarahi oleh guruku,

selang beberapa hari, temanku mencoba bermain pull up, namun dia berayun-ayun di besi tersebut. ia memintaku mendorongnya agar ayunannya lebih cepat. tanpa disadari aku mendorongnya terlalu cepat sehingga akhirnya dia memutuskan melompat  dan terjadilah retakan di pergelangan tangannya. kedua insiden ini menyebabkan kedua temanku tidak masuk sekolah hingga hampir 2 bulan.

di kelas 4, aku memutuskan untuk merubah sikapku agar lebih baik. aku lebih fokus pada belajar daripada melakukan aktifitas-aktifitas yang gak jelas. akhirnya aku mulai berubah dan mulai memfokuskan diriku untuk memperdalam berbagai ilmu, darimulai sosial, science hingga agama. semua itu mulai ku kuasai betul-betul saat menginjakkan kaki di kelas 4 SD.

 waktu berjalan dengan sangat cepatnya sehingga tanpa terasa aku telah menginjakkan kaki di kelas 6 SD. tandanya sebentar lagi aku harus meninggalkan sekolahku itu. tak banyak yang aku harapkan, aku hanya ingin meneruskan di sekolah yang bagus bahkan favorit. tapi semua pupus sudah, saat aku dikenalkan pada sebuah pesantren yang bernama As-Syifa Boarding School. disitulah awal tekadku untuk berubah agar aku dapat lebih berharga dimata teman-temanku......

Bersambung
Share on Google Plus

0 komentar: