THE POWER OF LOVE
Life to Love People and With Love We Can Live

Aqidah dan Akhlak yang Ideal


جَدِّدُوْا سَفِيْنَتَكَ – فَإِنَّ اْلبَحْرَ عَمِيْقٌ   (إمام الغزالى)
Perbaharuilah perahu (iman) kamu,
Karena lautan itu (sangat) dalam
إِنَّمَا اْلأُمَمُ اْلأَخْلَاقُ مَابَقِيَتْ – وَإِنْهُمُوْ ذَهَبَتْ أَخْلَاقُهُمْ ذَهَبُوْا
                                                                  (شوقى بيك) 
Jika akhlak suatu bangsa,
Indah dan baik budi bahasa,
Selamat umatnya seluruh Nusa,
Menjadi bangsa kuat perkasa.

Tetapi jika budi pekerti,
Rusak di luar rusak di hati,
Pasti umatnya hancur dan mati,
Demikian balasan Robbul ‘Izzati

Agama (Al-Diin Al-Islaam) berdiri di atas tiga pilar yang disebut Rukun Agama. Rukun Agama itu ada tiga; yakni (1) Iman, (2) Islam, dan (3) Ihsan.
Dalam istilah lain Aqidah, Syari’ah, dan Akhlaq. Aqidah diurus oleh Tauhid; Syari’ah diurus oleh Fiqoh; dan Akhlaq diurus oleh Tasawwuf.

Aqidah adalah: “Beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketenteraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak tercampur sedikit pun dengan keragu-raguan. Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara mudah oleh manusia berdasarkan akal, wahyu, dan fithrah. Kebenaran itu dipatrikan dalam hati, dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran”.

Aqidah  dapat dijabarkan dalam QS 5 Al-Maa-idah Ayat 15-16;
يَآأَهْلَ اْلكِتَابِ قَدْ جَآءَكُمْ رَسُوْلُنَا يُبَيِّنُ لَكُمْ كَثِيْرًا مِّمَّا كُنْتُمْ تُخْفُوْنَ مِنَ اْلكِتَابِ وَيَعْفُوْا عَنْ كَثِيْرٍ, قَدْ جَآءَكُمْ مِّنَ اللهِ نُوْرٌ وَكِتَابٌ مُّبِيْنٌ (15) يَهْدِى بِهِ اللهُ مَنِ اتَّبَعَ رِضْوَانَهُ سُبُلَ السَّلَامِ وَيُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِهِ وَيَهْدِيْهِمْ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيْمٍ (16)
Mafhumnya:
(15) Wahai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al-Kitab yang kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) diabaikan. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah (Nabi Muhammad), dan kitab yang menerangkan. (16) Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seiizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.

Agar Aqidah (iman)  itu kuat, maka mesti ditanamkan dalam hati. Iman itu yang kalimah imannya disebut sebagai Kalimah Thoyyibah, oleh Allah digambarkan sebagai Syajarah Thoyyibah (pohon yang baik), seperti Allah firmankan dalam QS 14 Ibrahim ayat 24.

Dan seseorang dikatakan benar-benar telah beriman, bila Iman itu telah ditanamkan dalam hatinya. Seperti  dalam QS 49 Al-Hujarat ayat 14:
قَالَتِ اْلأَعْرَابُ ءَامَنَّا, قُلْ لَّمْ تُؤْمِنُوْا وَلَكِنْ قُوْلُوْا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ اْلاءِيْمَانُ فِى قُلُوْبِكُمْ.................
Mafhumnya:Orang-orang Arab Badui itu berkata: “Kami telah beriman”. Katakanlah (kepada mereka): “Kamu belum beriman, tetapi katakanlah
‘kami telah tunduk’, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu”………

Akhlaq  merupakan “Sikap yang telah melekat pada diri seseorang, dan secara spontan diujudkan dalam bentuk perilaku atau perbuatan. Jika perbuatan spontan itu baik menurut pandangan akal, adat/umum, dan agama, maka disebut “akhlak yang baik” atau Akhlaaqul Kariimah, atau Akhlaaqul Mahmuudah. Sebaliknya bila tindakan itu tidak baik, maka disebut “akhlak tercela”` atau Akhlaaqul Madzmuumah.

Seperti kata Imam Al-Ghazali: “Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa. Daripada jiwa itu, timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa melakukan pertimbangan pikiran”.

Indikator Perbuatan Akhlak itu ada lima, yakni:
1.       Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya,
2.       Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran,
3.       Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar,
4.       Dilakukan dengan sungguh-sungguh, dan
5.       Dilakukan dengan ikhlas.

Dalam hal ini kita dapat mengambil contoh; ٍٍSeperti perbuatan atau sikap seseorang yang memiliki kepedulian sosial. Ia memberikan pertolongan didorong oleh empati, ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang mengalami musibah tersebut. Ia tidak perlu dipaksa dan diberi janji yang macam-macam, tetapi secara spontanitas memberikan pertolongan. Ia dengan begitu mudah memberikan pertolongan kepada orang lain. Sikapnya sudah terjiwai oleh sifat-sifat sosial, sehingga menjadi satu kepribadian yang diujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

Pada waktu Siti Aisyah ditanya tentang Aqidah-Akhlaq Nabi, ia menjawab dengan tegas: Khuluquhul Qur’aan. Jadi Akhlak Nabi adalah Al-Quran.

Dalam beberapa ayat Al-Quran dikemukakan, misalnya:

1. QS 3 Ali Imran Ayat 159:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللهِ لِنْتَ لَهُمْ, وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ اْلقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ, فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى اْلأَرْضِ, فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ, إِنَّ اللهَ يُحِبُّ اْلـمُتَوَ كِّلِيْنَ (سورة آل عمران 159)
Mafhumnya:
“Maka disebabkan rahmat dari Allah lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan  bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu (poleksosbud Agama …). Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad (yang kamu lakukan itu benar), maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.

2. QS 48 Al-Fath Ayat 29:
مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ, وَالَّذِيْنَ مَعَهُ أَشِدَّآءُ عَلَى اْلكُفَّارِ رُحَمَآءُ بَيْنَهُمْ. تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنْ اللهِ وَرِضْوَانًا. سِيْمَاهُمْ فِى وُجُوْهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُوْدِ  ................ (سورة الفتح آية  29)
Mafhumnya:
“Muhammad itu adalah utusan Allah; dan orang-orang yang mengaku sebagai umatnya; harus keras terhadap kekufuran, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Mereka senang shalat berjama’ah dan banyak shalatnya (shalat sunat) untuk mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya. Muka mereka tampak berseri-seri dari atsar sujud.      Wallahu A’lam.                                                                              
Share on Google Plus

0 komentar: